Suatu waktu di tahun 2009 ust Ahmad Sanusi berkunjung ke temannya di Desa Sukatani Cipanas.  Temannya banyak bercerita bahwa daerah sekitar Ciranjang Cianjur merupakan daerah kristenisasi.  Sekarang juga sudah meluas sampai ke Desa Sukatani. Cuma kalau di Sukatani selain kristenisasi yang lebih dominan adalah Hindunisasi atau Budhanisasi.  Di desa Sukatani ada Pura atau Klenteng yang besar dan sering melibatkan warga dalam kegiatannya.

 

Berasal dari pembicaraan itu akhirnya muncul keinginan ustadz Ahmad Sanusi untuk membeli tanah untuk dijadikan Pondok Pesantren didaerah Sukatani, untuk bisa berdakwah disana menjaga aqidah ummat Islam yang ada.  Beliau yang tinggal di Jakarta menggalang teman-teman untuk bisa merealisasikan niatnya tersebut.  Dengan berbekal posisi beliau sebagai ketua Yayasan Binetram, beliau dan kawan2 melakukan berbagai upaya mencari donatur, para aghniya dan muhsini untuk menyumbangkan sebagian hartanya guna membeli lahan tanah didaerah Sukatani tersebut. Selain membuat proposal untuk mencari dana dari perorangan atas saran teman2 juga melaksanakan JUMLING atau jumat keliling ke masjid-masjid terutama masjid2 perkantoran, meminta ijin kepada pengurus masjid untuk bisa mendapatkan dana pembelian lahan tersebut.

 

Beberapa bulan berjalan dana yang diperoleh hanya sekitar 67 juta rupiah, masih jauh dari harga lahan dengan sekitar 3000m2 yang ditawarkan sebesar Rp.350.000.000,-.  Akhirnya beliau bersama Santoso yang kebetulan baru pension dari satu perusahaan, salah satu peserta dan pendukung JUMLING juga, bertekad harus segera merealisasikan pembelian lahan ponpes terbut secepatnya karena harga akan terus melonjak seiring berjalannya waktu.   Santoso merelakan uang pensiunnya untuk membeli lahan tersebut dan ust Ahmad Sanusi menjual rumahnya di Jakarta untuk hijrah ke desa Sukatani.

 

Singkat cerita, Alhamdulillah sekarang telah berdiri bangunan rumah untuk keluarga ust Ahmad Sanusi, masjid 2 tingkat, asrama untuk santri-santri dan 4 ruang kelas berkat kerja keras banyak pihak dan tentunya pertolongan Allah SWT.

 

Namun demikian cita-cita awal berdirinya Pondok Pesantren belum terwujud sepenuhnya. Memang sudah pernah ada Rumah al Qur’an untuk tempat belajar anak-anak masyarakat sekitar, lalu bubar. Sekarang sudah berdiri panti yatim dhuafa Telaga Al Qur’an dan di tahun 2019 berdiri PAUD. Hanya saja cita-cita besar berdirinya Pondok Pesantren belum terwujud.

 

Akhirnya, Santoso yang sejak tahun 2017 mendapat amanah sebagai ketua Yayasan Beranda Yatim Indonesia bekerjasama dengan ust Ahmad Sanusi dan Yayasan Baitul Halim merancang berdirinya  Pondok Pesantren Tahfidz Al Qur’an Telaga Al Kautsar dengan dukungan dana sepenuhnya untuk 30 anak dari owners satu perusahaan. Insyaa Allah mulai Juli 2020  akan dimulai kegiatan proses kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren tingkat SLTP tersebut khusus untuk anak-anak Yatim dan Dhuafa secara gratis.

 

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak sejak awal Maret 2020 terjadi pandemic wabah Corona di seluruh dunia termasuk di Indonesia sampai dengan sekarang.  Akibatnya perusahaan tersebut menderita kerugian yang cukup besar. Efek berikutnya antara lain mengakibatkan rencana bantuan dana sepenuhnya dari owners perusahaan tersebut tidak bisa lagi. Mau tidak mau pengurus Yayasan Beranda Yatim Indonesia bersama-sama ust Ahmad Sanusi dan pengelola Pondok pesantren yang baru saja dilantik harus mengupayakan secara optimal agar Pondok Pesantren Tahfidz Al Qur’an Telaga Al Kautsar tingkat SLTP gratis berasrama harus berjalan.

 

Secara fisik bangunan pondok pesantren memang saat ini sudah memadai untuk sekolah gratis, tetapi untuk membiayai proses kegiatan belajar mengajar dan makan minum sehari-hari masih membutuhkan bantuan.  Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengetuk pintu hati bapak2, ibu2 dan saudara2 semua di bulan Ramadhan yang mulia ini untuk ikut berpartisipasi membantu anak-anak yatim dan dhuafa agar mereka bisa meneruskan cita-citanya sebagai penghafal Al Qur’an.  Biaya yang dibutuhkan untuk 1 anak dalam sebulan proses kegiatan belajar mengajar dan makan minum sehari-hari adalah sekitar Rp.1.400.000,- (satu juta empat ratus ribu rupiah).

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagi bapak-bapak, ibu-ibu dan saudara semua dapat menyumbang dengan memilih

  • Beasiswa untuk 1 anak atau lebih selama 3 tahun, 1 tahun atau beberapa bulan saja.

  • Memberikan infak terserah berapa saja secara rutin atau kadang-kadang.

 

 

Infaq / sumbangan atau bantuan dapat dikirimkan ke rekening

Giro Wadiah Institusi Yayasan Beranda Yatim Indonesia

Bank Syariah Mandiri

7128100557

 

 

Informasi lainnya bisa juga menghubungi:

Ketua Yayasan Beranda Yatim Indonesia, Santoso 08129676248

Sekretaris, Herman Basry 081318212279

Bendahara, Abdurahman Yasin 08129368888